Hidup psikis sebagai hasil suatu konflik antara daya-daya keji-waan merupakan bahan penjajagan psikoanalisa. Hasil-hasil yang dicapai dari pengamatan psikoanalisa membangun suatu pandang-an baru tentang manusia, di mana ketidaksadaran berperanan pen-ting dalam pengembangan pola tingkah laku. Pengetahuan sema-cam itu bukan hanya monopoli dari segelint segelintir psikolog, tetapi seha-rusnya menjadi milik masyarakat awam. Sekurang-kurangnya ini-lah harapan Sigmund Freud, pendasar psikoanalisa, seorang inova-tor abad dua puluh, yang meretas jalan baru untuk menyingkapkan misteri, yang menyelubungi hidup psikis manusia.

Hasil karya Freud ini dimaksudkan sebagai pengantar umum pada ajarannya. Menurut anggapannya, serangkaian kuliah yang di-terbitkan itu sudah merupakan suatu pengantar yang paling singkat dan yang paling mudah ditangkap oleh mereka yang masih merasa awam di bidang psikoanalisa. Dari riwayat buku ini dapat dicatat bahwa kuliahnya itu berlangsung di Clark University, Worcester, Massachussetts, Amerika Serikat pada akhir tahun 1909. Freud kemudian menulis kesannya: "Muncul di belakang mimbar kuliah di Worcester, bagi saya seakan-akan merupakan terwujudnya se-buah mimpi; psikoanalisa tidak lagi merupakan suatu khayalan, te-tapi menjadi kenyataan". Buku ini ternyata banyak dibaca dan di-terjemahkan dalam pelbagai bahasa.

Karya Freud ini pertama-tama tidak ditujukan kepada mereka yang ahli di bidang psikologi atau psikoanalisa, melainkan teruta-ma kepada semua mereka, yang masih merasa awam di bidang psi-koanalisa.