Image of Syair Semografi, Sebuah Perjumpaan Tak Terduga

Text

Syair Semografi, Sebuah Perjumpaan Tak Terduga



(Buku) Syair Semografi, Sebuah Perjumpaan Tak Terduga

Cita-Cita Baru

Cita-cita baru adalah kesedihan lama
Yang bila ingin bersembunyi dari sedihnya
Ia menulis surat
Bertanya kabar kepada guru "Apa kabar bapak guru?"

Di balik jendela ruang kelas
Gunung menjulang menyerupai cita-citanya yang tak terjangkau "Sa mau tanya, kira kira kapan bapak guru datang?"
Surat dan tanda tanyanya menemukan sang guru: Terbaring lemas

Malaria menyerang dengan tiga batalion pasukan "Bapa guru, ko datang sudah nanti sa jemput ..."
Sudah dua minggu ia lembur, pagi-sore ia menyimak bangku kepala dinas Malam-dini hari
Ia jalan-jalan lenggang dengan laporan

"Oh iyo bapak guru, Ada berita bagus
Sa mau bilang...
Sa pu cita-cita mau jadi guru.
Sa tra mau jadi tentara."

Cita-cita barunya adalah kesedihan lama sang guru

Yang ia simpan dalam bunyi kertas
Diapiti huruf dan angka
Yang jatuh di halaman laporan
(Gody Usnaat, Ubrub - Semografi 2017)


Pada buku kecil ini kita akan berjumpa dengan puisi puisi dari Gody Usnaat, Rini Irmayasari, dan Karlos Pull, seorang siswa SD di Kampung Semografi Keerom. Pak Guru Gody sendiri adalah seorang guru di Keerom yang pada tahun 2017 menjadi 10 finalis Majelis Sastra Asia Tenggara, sedangkan Karlos Pull yang masih berusia 15 tahun adalah muridnya, sehingga menarik sekali membaca karya keduanya dalam buku ini.

Selain itu, ada kumpulan cerita pendek bertema pendidikan yang di kurasi dari lomba menulis cerita pendek yang di selenggarakan di Sorong pada medio 2014 yang lalu. Tidak lupa ada kisah kisah menarik dari Agustinus Tegekigiba Kadepa, Agoes M Fitowin Yemima Marcela Iain Kobak Elabo dan sederet nama lainya di buku ini yang telah mendefinisikan pengalaman hidup dalam rangkaian kata yang memiliki makna menjadi sebuah pesan yang layak disampaikan kepada pembaca.

Kisah-kisah mereka mengusung semangat pentingnya menggapai mimpi, merealisasikan keinginan dan cita-cita dengan rajin membuka buku sebagai jendela dunia. Bagaimanapun, seluruh proses pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi tak akan mampu membangun karakter yang kuat tanpa disertai minat serta kemampuan membaca yang tinggi.

Pemesanan kontak WA
188 Halaman
Penerbit Papua Cendekia

**
Pepatah bijak mengatakan "Buku adalah jendela dunia". Pengalaman para tokoh dalam buku ini menunjukan bahwa bergaul dengan buku menimbulkan imajinasi dan membangun mimpi tentang masa depan yang lebih baik. Membaca buku menimbulkan hasrat dan membangun cita-cita pribadi seseorang, bahkan bisa membentuk cita-cita sebuah masyarakat. Bergaullah dengan buku, Anda akan mendapatkan inspirasi baru setiap saat, bahkan semakin kreatif dalam menjalani kehidupan karier Anda.
Penyajian buku ini merupakan kolaborasi dari sebuah relasi yang baik antara pegiat literasi dan komunitasnya. Terima kasih Dayu dan kawan-kawan untuk usaha kreatif kalian menyajikan inspirasi melalui buku ini.

(James Modouw - Seorang pembaca yang kembali menulis dalam buku Pendidikan dan Peradaban Papua serta Gereja dan Perubahan Masyarakat)

**

Setiap kisah dalam buku ini berkhazanah romantisme penuh sahaja antara anak dan buku. Kita akan dibawa menelusuri indahnya masa kecil bersama buku dari beberapa anak muda Papua. Tidak peduli seberapa banyak buku yang telah kita baca, selalu ada satu buku istimewa yang membuat kita jatuh cinta pada kesendirian saat membaca buku, yang pada akhirnya turut membentuk karakter kita. Apresiasi tinggi saya berikan kepada Dayu Rifanto yang sabar mengumpulkan kisah-kisah ini dan merangkainya menjadi satu kesatuan dalam sebuah buku. Saya sangat menikmati membaca setiap halaman dari buku ini. Highly recommended!
(Tisha Rumbewas - Ibu rumah tangga, Direktur SAGU Foundation, Peneliti Fitokimia, dan Pengajar IELTS)

**

Syair Semografi sangat menarik, mengikuti gaya penulisan syair modern. Pada zaman dulu sedikit sekali syair yang ditulis oleh penulis asal Irian. Kebanyakan yang ditulis adalah cerpen. Jadi, upaya Dayu Rifanto dan teman-teman menghimpun karya sastra, termasuk puisi, seperti ini saya dukung dengan rasa gembira.

(Seba Woseba - Penulis senior Papua dengan buku-buku berkonteks cerita rakyat, budaya, dan liturgi)


**

Kisah demi kisah dalam buku ini berhasil membawa sa pu imaji menjelajah hingga ke sudut-sudut tempat di Tanah Papua yang "terang", bukan karena listrik, tapi oleh buku. Kar obe ekendak, ko kerja bagus sudah!
(Rosa Dahlia - Seorang guru di pedalaman Papua, pada 2016 mendapat penghargaan dari Tempo sebagai Perempuan Penembus Batas)


**

Membaca buku ini membuatku merasakan denyut nadi dan jantung Tanah Papua dan saudara-saudaraku di sana. Saudara-saudaraku yang sadar betul, "Ko tra kosong kalau ko suka membaca." Saudara-saudaraku yang terus-menerus mengajak dirinya dan sekitarnya untuk tak berhenti #ngeBIR:
(B)aca
(I)qra
(R)ead
Agar semuanya jadi #mabukBUKU. Karena mereka percaya, membaca dan menulis adalah adalah jantung dan nadi peradaban.

(Maman Suherman - Seniman, Komedian ILC, Penulis buku, Pegiat literasi)

**

Membaca Syair Semografi membawa sa kepada sa punya buku-buku favorit sendiri. Sadar atau tidak, buku-buku yang dibaca sejak kecil turut membentuk kitong punya karakter diri seperti sekarang. Dari menjadi karakter yang jagoan seperti yang kitong inginkan, maupun karakter negatif mengajari kitong agar menjauhi perilaku merugikan. Tak semua tokoh baik meraih kemenangan, tapi jerih payah dan ketabahannya tak pernah gagal menginspirasi. Dan si antagonis terkadang sembunyikan kelembutan yang hanya menunggu saat tepat untuk mencuat. Inilah salah satu asyiknya membaca: kitong boleh dapat sebanyak-banyaknya pengalaman tanpa harus melaluinya sendiri.
Tak semua pembaca rakus mesti jadi orang besar dalam arti mendunia. Seorang sahabat adalah tempat yang melulu dituju seseorang untuk mencari penghiburan dan pencerahan. Apalagi guru yang sering diidolakan anak- anaknya di kelas. Bahkan, berkat orang yang membuang buku Kahlil Gibran
ke tempat sampah, salah satu penulis di buku ini mendapatkan buku favoritnya! Siapa pun adalah orang penting bagi satu sama lain, dengan cara apa pun. Umumnya orang yang dianggap pahlawan adalah orang baik, peduli sesama, penuh cinta kasih, dan mau berkorban untuk melakukan sesuatu demi kebaikan yang disayanginya. Menurut sa inilah irisan paling penting dari berbagai buku yang sa sukai. Bagaimana dengan ko pu buku favorit?

(Dian Vita Ellyati - Penerjemah dan penikmat buku)


**

Membaca buku ini telah menggamit sebuah harapan baru, ketika orang-orang masih sibuk menerka-nerka dan berencana. Para penulis di buku ini telah menegakkan sikap literer yang kukuh melalui puisi lalu bernarasi tentang literasi di Papua. Indahnya. Seperti bertemu dengan masa depan.


Availability

No copy data


Detail Information

Series Title
-
Call Number
-
Publisher Papua Cendekia : surbaya.,
Collation
-
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
9786025084300
Classification
-
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility

Other version/related

No other version available




Information


Web Online Public Access Catalog - Use the search options to find documents quickly