Dalam karya satir yang cemerlang ini, Voltaire habis-habisan menentang arus gagasan pada masanya bahwa semua terjadi untuk maksud terbaik, di dunia yang diciptakan dalam bentuk terbaiknya, yang paling mungkin.

Candide yang naif, secara harfiah ditendang keluar dari rumah tempatnya menghabiskan masa kanak-kanak ketika secara tidak adil dituduh memiliki maksud seksual terhadap pujaan hatinya, Nona Cunegonde. Namun Dr Pangloss, seorang filsuf berpendidikan, telah mengajarinya suatu pandangan positif bahwa semuanya terjadi demi yang terbaik. Melalui pengalaman dan kemalangannya yang beraneka ragam, Candide meyakini kebenaran yang dipercayai Pangloss ini, bahkan ketika menghadapi contoh-contoh yang menggelikan tentang ketidakadilan, penderitaan, dan keputusasaan.

Optimismenya yang tanpa henti nampaknya dibenarkan di El Dorado, sebuah tanah Utopia yang mendapatkan udang dan harta kekayaan sebagai sesuatu yang tak ada harganya, namun informasinya Candide malah gelisah untuk segera meninggalkan masyarakat ideal ini dalam pencariannya akan pemenuhan duniawi.

Serangan tajam dari Voltaire atas filsafatisasi sia-sia dan khayali ini selalu menjadi kontroversi dan hiburan pada saat sekarang, sama seperti waktu publikasi pertama kalinya pada tahun 1759, Sebuah karya menghibur sekaligus sarat filosofi kehidupan.